Minggu, 19 Maret 2017

Makalah Model Pembelajaran Tipe Make a Match

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Model pembelajaran memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan menangkap pelajaran oleh siswa dapat dipengaruhi dari pemilihan model pembelajaran yang tepat, sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan akan tercapai. Terdapat berbagai macam model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif bagi guru untuk menjadikan kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung efektif dan optimal. Salah satunya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.
Wagitan (2006) menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat menjadi salah satu alternatif karena banyak  pendapat yang menyatakan bahwa pembelajaran aktif termasuk kooperatif mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menggunakan pembelajaran kooperatif dapat mengubah peran guru, dari yang berpusat pada gurunya ke pengelolaan siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Model pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk mengajarkan materi yang kompleks, dan yang lebih penting lagi, dapat membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berdimensi sosial dan hubungan antar manusia.
Pembelajaran kooperatif memiliki manfaat atau kelebihan yang sangat besar dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih mengembangkan kemampuannya. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran kooperatif, siswa dituntut untuk aktif dalam belajar melalui kegiatan kerjasama dalam kelompok. Pembelajaran yang efektif tersebut harus diimbangi dengan kemampuan guru dalam menguasai model pembelajaran dan materi yang akan diajarkan.
Proses pembelajaran yang baik adalah yang dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dengan adanya komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik yang tidak hanya menekan pada apa yang dipelajari tetapi menekan bagaimana ia harus belajar. Salah satu alternatif untuk pengajaran tersebut adalah menggunakan model pembelajaran Make-A Match (Mencari Pasangan). Penerapan model pembelajaran yang bervariasi akan mengatasi kejenuhan siswa sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa. Dengan adanya keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar kemungkinan besar prestasi belajar yang dicapai akan memuaskan.

Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini, antara lain:
Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran tipe make a match?
Apa saja manfaat penggunaan model pembelajaran tipe make a match dalam proses belajar mengajar di kelas?
Apa saja kelemahan dan kelebihan menggunakan model pembelajaran tipe make a match?
Bagaimana langkah-langkah penerapan model pembelajaran tipe make a match?
Bagaimana asumsi penerapan model pembelajaran tipe make a match?
Berikan contoh penerapan model pembelajaran tipe make a match pada mata pelajaran korespondensi?

Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, adapun tujuan penulisan penulisan makalah ini, antara lain:
Mengetahui yang dimaksud dengan model pembelajaran tipe make a match
Mengetahui manfaat menggunakan model pembelajaran tipe make a match dalam proses belajar mengajar di kelas
Mengetahui kelemahan dan kelebihan menggunakan model pembelajaran tipe make a match
Mengetahui langkah-langkah penerapan model pembelajaran tipe make a match
Mengetahui asumsi penerapan model pembelajaran tipe make a match
Mengetahui contoh penerapan model pembelajaran tipe make a match pada mata pelajaran korespondensi

Manfaat Penulisan Makalah
Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Model Pembelajaran Tipe Make a Match. Selain itu, dengan adanya makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam pemilihan model pembelajaran yang efektif yang akan dilakukan pada saat proses belajar mengajar di kelas.


BAB II
PEMBAHASAN

Definisi Model Pembelajaran Tipe Make a Match
Make and match merupakan salah satu pembelajaran kooperatif, yang dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topic dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini  bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik.
Model pembelajaran make and match  adalah sistem pembelajaran yang mengutamakan penanaman kemampuan sosial terutama kemampuan bekerja sama, kemampuan berinteraksi disamping kemampuan berpikir cepat melalui permainan mencari pasangan dengan dibantu kartu (Wahab, 2007 : 59).
Model  make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
Suyatno (2009 : 72) mengungkapkan bahwa model  make and match adalah model pembelajaran  dimana guru menyiapkan kartu yang berisi soal atau permasalahan dan menyiapkan kartu jawaban kemudian siswa mencari pasangan kartunya. Model pembelajaran make and match merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial (Lie, 2003:27). Model make and match melatih siswa untuk memiliki sikap sosial yang baik dan melatih kemampuan siswa dalam bekerja sama disamping melatih kecepatan berfikir siswa.
Model pembelajaran make and match adalah salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada permainan. Menurut Suyatno (2009 : 102) prinsip-prinsip model make and match antara lain :
Anak belajar melalui berbuat
Anak belajar melalui panca indera
Anak belajar melalui bahasa
Anak belajar melalui bergerak
Tujuan dari pembelajaran dengan model make and match adalah untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok (Fachrudin, 2009 : 168). Siswa dilatih berpikir cepat dan menghafal cepat sambil menganalisis dan berinteraksi sosial.
Menurut Benny (2009 : 1001), sebelum guru menggunakan model make and match guru harus mempertimbangkan :
Indicator yang ingin dicapai
Kondisi kelas yang meliputi jumlah siswa dan efektifitas ruangan
Alokasi waktu yang akan digunakan dan waktu persiapan.
Pertimbangan diatas sangat diperlukan karena model make and match tidak efektif apabila digunakan pada kelas yang jumlah siswanya diatas 40 dengan kondisi ruang kelas yang sempit. Sebab dalam pelaksanaan pembelajaran make and match, kelas akan menjadi gaduh dan ramai. Hal ini wajar asalkan guru dapat mengendalikannya.
Dalam mengembangkan dan melaksanakan model Make and Match, menurut Suyatno (2009 : 42) guru seharusnya mengembangkan hubungan baik dengan siswa dengan cara :
Perlakukan siswa sebagai manusia yang sederajat
Ketahuilah apa yang disukai siswa, cara pikir mereka dan perasaan mereka
Bayangkan apa yang akan mereka katakan mengenai diri sendiri dan guru
Ketahuilah hambatan-hambatan siswa
Berbicaralah dengan jujur dan halus
Bersenang-senanglah bersama mereka
Model pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan (make a match) yang diperkenalkan oleh Curran dalam Eliya (2009) menyatakan bahwa Make a Match adalah kegiatan siswa untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya akan diberi point dan yang tidak berhasil mencocokkan kartunya akan diberi hukuman sesuai dengan yang telah disepakati bersama. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan ruangan kelas juga perlu ditata sedemikian rupa, sehingga menunjang pembelajaran kooperatif. Keputusan guru dalam penataan ruang kelas harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi ruang kelas dan sekolah.
Dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan (make a match) siswa lebih aktif untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Disampingn itu (make a match) juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat serta berinteraksi dengan siswa yang menjadikan aktif dalam kelas. Model Pembelajaran Make a Match artinya model pembelajaran Mencari Pasangan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan  Make And Match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan tersebut.

Manfaat Model Pembelajaran Tipe Make a Match
Menurut Huda (2011), ada berbagai manfaat pembelajaran kooperatif adalah:
Dapat memotivasi siswa untuk saling membantu pembelajaranya satu sama lain.
Menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap kelompoknya (sebagaimana kepada diri mereka sendiri) untuk melakukan yang terbaik.
Meningkatkan keterampilan sosial yang dibutuhkan untuk bekerja secara efektif.
Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan ketrampilan bertanya dan membahas sesuatu masalah.
Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan ketrampilan berdiskusi.

Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Tipe Make a Match
Kelebihan Model Pembelajaran Tipe Make a Match
Adapun kelebihan dari model Make-A Match adalah sebagai berikut:
Siswa terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikan kepadanya melalui kartu
Meningkatkan kreativitas belajar siswa
Menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti  kegiatan belajar mengajar
Pembelajaran lebih menyenangkan karena melibatkan media pembelajaran yang dibuat oleh guru
Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran (Let them move)
Kerjasama antar siswa terwujud secara dinamis
Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh siswa
Siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topic dalam suasana menyenangkan
Siswa akan lebih mudah menerima materi yang disampaikan.
                         
Kelemahan Model Pembelajaran Tipe Make a Match
Adapun kelemahan dari model Make-A Match adalah sebagai berikut:
Jika kelas termasuk kelas gemuk (lebih dari 30 0rang/kelas) apabila guru kurang bijaksana maka yang muncul adalah suasana seperti pasar dengan keramaian yang tidak terkendali. Tentu saja kondisi ini akan mengganggu ketenangan belajar kelas di kiri kanannya.
Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan
Waktu yang tersedia perlu dibatasi jagan sampai murid terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran
Guru perlu persiapan alat dan bahan yang memadai
Memakan waktu yang banyak karna sebelum masuk kelas terlebih dahulu kita mempersiapkan kartu-kartu
Sulit bagi guru mempersiapkan kartu-kartu yang baik dan bagus sesuai dengan materi pelajaran
Sulit mengatur ritme atau jalannya proses pembelajaran
Siswa kurang menyerapi makna pembelajaran yang ingin disampaikan karena siswa hanya merasa sekedar bermain saja
Sulit untuk membuat siswa berkonsentrasi

Langkah-langkah Model Pembelajaran Tipe Make a Match
Langkah-langkah penerapan model make and match adalah sebagai berikut:
Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban
Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama tumbuhan dalam bahasa Indonesia akan berpasangan dengan nama tumbuhan dalam bahasa latin (ilmiah)
Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak   dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama
Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya
Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok
Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
Waktu minimal 1 x 45 menit. Sebab model ini membutuhkan waktu lebih untuk permainan mencocokkan kartu dan membahasnya satu persatu dan menarik kesimpulan. Persiapan yang perlu dilaksanakan untuk pembelajaran make and match harus cukup karena harus membuat soal atau jawaban yang berbeda dan ditempel di kartu sebanyak jumlah siswa.

Asumsi Penerapan Model Pembelajaran Tipe Make a Match
Langkah penerapan model ini adalah guru membagi siswa menjadi 2 kelompok siswa. Kelompok pertama merupakan kelompok pembawa kartu-kartu berisi pertanyaan-pertanyaan. Kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu-kartu yang berisi jawaban. Atur posisi kelompok-kelompok tersebut agar saling berhadapan satu sama lain, kelompok pertama berhadapan dengan kelompok kedua.
Jika  masing-masing kelompok telah berada di posisi yang telah ditentukan, maka Guru membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama dan kelompok kedua bergerak mencari pasangannya masing-masing sesuai dengan pertanyaan atau jawaban yang terdapat dikartunya. Berikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Ketika mereka berdiskusi alangkah baiknya jika ada music instrumentalia yang lembut mengiringi aktivitas belajar mereka. Diskusi dilakukan oleh siswa yang membawa kartu yang berisi pertanyaan dan siswa yang membawa kartu  yang berisi jawaban.
Pasangan yang telah terbentuk wajib duduk bersama dan menempelkan hasil diskusinya tersebut. Setelah semuanya telah berkumpul dengan pasangannya masing-masing, setiap pasangan wajib mempresentasikan hasilnya di depan kelas untuk menilai apakah jawaban mereka itu cocok. Jika pasangan cocok maka mereka akan diberikan reward berupa point nilai, sedangkan untuk pasangan yang salah akan diberikan hukuman sesuai dengan kesepakatan bersama sebelum permainan dilakukan.

Contoh Aplikasi Model Pembelajaran Tipe Make a Match pada Mata Pelajaran Korespondensi

Materi : Dasar Keterampilan Komunikasi
Alat
Agar latihan ini dapat berjalan dengan baik, berikut ini adalah alat-alat yang dibutuhkan:
Alat tulis (spidol, kertas, lem)
Komputer/internet
Meja dan kursi (tempat duduk anda)
Bahan
Potongan Kartu Soal dan Jawaban
Langkah Kerja
Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok
Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban
Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama
Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.










Contoh Kartu Berisi Soal dan Jawab pada Model Pembelajaran
“Make a Match”




Pengertian Komunikasi














BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Metode make a match atau mencari pasangan ini merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Model pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran, siswa dituntut aktif agar dapat menerima materi yang disampaikan dengan baik dan lebih mudah dalam memahami materi tersebut. Namun di sisi lain model ini dapat menjadi kurang efektif jika guru kurang dapat mengendalikan kelasnya sehingga kelas dapat berubah seperti pasar.

Saran
Model pembelajaran ini dapat dijadikan suatu alternative oleh guru agar pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan bagi siswa serta dapat memberikan variasi bagi siswa agar tidak bosan.





DAFTAR PUSTAKA

http://prillygeography.blogspot.co.id/2012/04/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html?m=1 (Diakses Minggu, 18 September 2016, 11:48)
https://coretanpenacianda.wordpress.com/2013/02/10/model-pembelajaran-make-a-match/ (Diakses Minggu, 18 September 2016, 11:50)
http://abazariant.blogspot.co.id/2012/10/makalah-model-pembelajaran-kooperatif. html?m=1 (Diakses Minggu, 18 September 2016, 12:05)
http://novideswira.blogspot.co.id/2013/07/pembelajaran-kooperatif-tipe-make and-30.html?m=1 (Diakses Minggu, 18 September 2016, 12:12)
http://mdtaufiq.blogspot.com/2012/12/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-make. html?m=1 (Diakses Minggu, 18 September 2016, 12:15)